Disposable atau yang biasa kita kenal sebagai barang sekali pakai penggunaannya kian meningkat. Selain praktis, harganya ekonomis, mudah untuk didapatkan, barang disposable juga anti air. Di balik semua kegunaan disposable itu, ada segudang bahaya mengintai. Menurut studi yang dilakukan oleh UN Environment Programme (UNEP) berjudul “Single-Use Plastics: A Roadmap for Sustainability” pada tahun 2018 mengatakan bahwa sampah plastik dan Styrofoam memerlukan ribuan tahun untuk terurai. Hal ini sangat mengancam komposisi tanah dan hewan-hewan yang ada di dalamnya.
Ada sekitar 275 Juta ton sampah plastik yang tersebar di seluruh dunia, 4,7 hingga 12,7 juta ton di antaranya berada di lautan menurut Jenna R. Jambeck dari Georgia University pada tahun 2010. Artinya, setiap satu menit ada satu truk penuh sampah plastik yang dibuang ke lautan. Indonesia tercatat sebagai penghasil sampah terbesar kedua setelah China dengan menghasilkan sampah plastik sebesar 3,22 ton dans ekitar 0,48-1,29 juta ton mencemari lautan.
Sampah disposable memang sangat berbahaya bagi lingkungan. Selain sulit untuk terurai, sampah disposable jika terkena air akan mengeluarkan zat kimia tertentu yang berbahaya bahkan beracun. Apabila sampah disposable semakin banyak dan terkena air lalu menggenang, air beracun akan diserap oleh tanah yang akhirnya merusak komponen tanah. Lalu jika air genangan terbawa hingga lautan, maka laut pun ikut tercemar.
Sudah banyak berita mengenai plastik yang membahayakan hewan-hewan di lautan. Seperti yang terjadi pada tahun lalu, sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh scientific reports mengatakan bahwa mikroplastik dan serat sintetis pakaian ditemukan pada perut hiu perairan Inggris. Tahun sebelumnya, seekor penyu muda ditemukan mati terdampar dengan ratusan jenis plastik di dalam perutnya, juga ditemukan mikroplastik pada hewan yang ada di palung terdalam bumi.
Mengerikan memang dampak dari sampah disposable terutama plastik. Sudah tidak dapat terurai dengan cepat, mengandung zat-zat kimia berbahaya, juga berbahaya bagi kelangsungan hidup hewan bawah laut.
Lantas langkah apa yang sebaiknya kita lakukan?
Use reusable instead of disposable, hindari penggunaan barang-barang sekali pakai dan pakai barang-barang yang dapat dipakai ulang. Berikut beberapa contoh penggunaan barang-barang reusable:
- Berbelanja menggunakan reusable groceries bag daripada disposable bag,
- Selalu membawa tumbler jika berpergian,
- Membawa wadah makan sendiri untuk membeli makanan,
- Use stainless straw, bamboo straw, or paper straw instead of plastic straw,
- Menggunakan reusable mask daripada disposable mask.
Banyak manfaat yang didapatkan dari pemakaian barang-barang reusable. Selain ramah lingkungan, barang reusable membuat kita terhindar dari pengeluaran yang disebabkan oleh pembelian barang-barang disposable, juga bermanfaat untuk kesehatan. Penggunaan botol disposable, wadah makan disposable, dan semua barang disposable memiliki kandungan kimia yang kalau terlalu lama dipakai dapat memberikan efek pada kesehatan.
Mulai penggunaan barang-barang reusable dan hindari pemakaian disposable mulai dari sekarang. Dunia krisis sampah disposable dan hanya kita yang dapat menghentikannya. Terapkan zero waste lifestyle demi keberlangsungan hidup yang sehat.
MOANA sudah mulai menerapkan pemakaian reusable bag di setiap tur nya. MOANA sedih melihat lingkungan yang semakin tercemar oleh sampah disposable. Reusable bag yang MOANA gunakan selain berfungsi untuk membawa barang-barang ketika tur, dapat digunakan untuk berbelanja dan aktifitas lainnya.
Tertarik dengan langkah zero waste MOANA?
Book a tour now at moana.id or click the button beside. Use reusable instead of disposable from now on.