Setiap tahunnya terdapat gunungan-gunungan sampah baru yang ada di muka bumi. Tidak hanya di darat, lautan pun menjadi air yang dipenuhi sampah dan hal itu membahayakan kehidupan di laut. Tidak hanya itu, sampah yang ada di lautan juga berdampak pada manusia. Hasil laut yang didapatkan oleh nelayan akan di konsumsi oleh manusia. Jika laut tercemar maka ikan pun ikut tercemar dan pada akhirnnya manusia ikut terkena dampaknya.
Permasalahan tentang sampah dari tahun ke tahun kian serius. Bank Dunia dalam laporannya tentang produksi sampah global pada tahun 2019, mengatakan bahwa terdapat 2.01 miliar ton sampah menumpuk di dunia berdasarkan data pada tahun 2016. Prediksi Bank Dunia, akan ada timbalan sampah mencapai 3,4 miliar ton pada tahun 2050 jika pertumbuhan urbanisasi sampai 70 persen.
Di Indonesia sendiri pada tahun 2020 ada total 67,8 juta ton sampah nasional menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dalam artian, ada sekitar 185.753 ton sampah yang dihasilkan dalam sehari oleh 270 juta penduduk. Dapat dikatakan dalam sehari, setiap penduduk dapat menghasilkan sampah sekitar 0,68 kilogram.
Pertumbuhan sampah yang kian meningkat dibarengi dengan pertumbuhan minat manusia dalam membeli dan menggunakan barang secara berlebihan. Membeli barang yang tidak dibutuhkan hanya untuk kepuasan pribadi dan pandangan orang lain. Bergantung pada plastik untuk keperluan sehari-hari dengan alasan lebih mudah, praktis dan tidak memerlukan banyak usaha. Terkadang, manusia tidak pernah melihat efek jangka panjang jika melakukan hal itu secara terus-menerus dan berulang-ulang. Lalu jika terus seperti ini,
Apakah kita bisa terbebas dari sampah?
Diperlukan kesadaran diri yang kuat dan rasa peduli dengan sekitar untuk bisa terbebas dari sampah. Terdapat sebuah gerakan yang mendukung pembebasan diri dari sampah yaitu zero waste. Menurut Zero Waste International Alliance, zero waste merupakan konservasi semua sumber daya alan dengan cara produksi, konsumsi, penggunaan kembali, pemulihan produk, pengemasan dan bahan yang bertanggung jawab tanpa pembakaran serta pembuangan ke tanah, air, atau udara yang dapat mengancam lingkungan dan kesehatan manusia. Secara singkat zero waste adalah gerakan pengurangan sampah dengan memperhatikan penggunaan serta efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan.
Bea Johnson, penulis dan aktivis zero waste mengatakan bahwa ada 6 cara yang dapat dilakukan yang biasa disebut 6R, untuk semakin dekat dengan zero waste lifestyle. Berikut 6 caranya :
1. Refuse
Menolak penggunaan barang-barang sekali pakai seperti botol plastik, sterofoam, plastic bag dan barang lainnya yang dapat merugikan lingkungan serta membuat lebih banyak sampah.
2. Reduce
Mengurangi pemakain barang-barang yang dapat menimbulkan pencemaran. Mengurangi pembelian baju, mengurangi pemakaian tas plastik dan mengurangi sampah rumah tangga. Bea Johnson berhasil mengurangi sampah keluarganya hanya menjadi satu jar setiap harinya.
3. Reuse
Memakai kembali barang-barang yang masih dapat digunakan untuk sehari-hari. Contohnya memakai groceries bag untuk berbelanja, mix and match pakaian yang dimiliki dan lain sebagainya.
4. Recycle
Mendaur ulang barang-barang yang sekiranya masih dapat dialih fungsikan kegunaannya. Contohnya menjahit kemasan-kemasan plastik deterjan menjadi tas belanja, mendaur ulang sepatu boot yang tidak terpakai menjadi pot dan lain sebagainya. Jangan langsung membuang barang yang masih memiliki potensi untuk di daur ulang.
5. Rot
Membusukkan bahan-bahan agar bisa dijadikan pupuk untuk tanaman. Bahan-bahan yang dapat dibusukkan antara lain sisa makanan, bonggol kayu, koran bekas, dan sampah organik lainnya.
Zero waste perlu diterapkan, 6R yang dipopulerkan oleh Bea Johnson dapat menjadi pegangan kita untuk menuju zero waste lifestyle. Memang kita tidak akan bisa 100 persen terbebas dari sampah, tapi kita dapat mengurangi sampah dengan menerapkan prinsip zero waste dan gerakan 6R. Keinginan dan kesadaran kita untuk membebaskan lingkungan dari sampah adalah salah satu langkah awal yang baik.
Zero waste lifestyle juga diterapkan MOANA dalam turnya. MOANA menghindari pemakaian plastik dengan memberikan tote bag pada setiap tur nya. Tote bag ini berguna untuk menaruh barang-barang yang akan dibawa juga menaruh barang-baran yang dibeli ketika sedang tur. MOANA juga menyarankan tamu untuk membawa tumbler nya sendiri agar tidak menghasilkan sampah.
Start Zero Waste with MOANA
Ingin tahu apalagi yang sudah MOANA terapkan menuju zero waste lifestyle? Book a tour now at moana.id or click the button beside.