Sumbu imajiner Yogyakarta yang sarat akan makna filosofisnya, memiliki konsep penataan tata ruang Keraton Yogyakarta yang merupakan perwujudan dari simbol daur hidup manusia yang diciptakan Sultan Hamengkubuwono I. Sumbu filosofi ini menghubungkan antara Gunung Merapi yang berada di utara dan Laut Selatan (Pantai Parangtritis dan sekitarnya) yang berada di selatan kota Yogyakarta.
Selaras dengan hal itu, sumbu imajiner ini juga melintasi tiga sungai yang berada di Kota Yogyakarta yaitu Sungai Code, Sungai Winongo, dan Sungai Gajah Wong. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir terdapat 2 erupsi tergolong erupsi besar dan meninggalkan dampak perubahan di sepanjang kampung pinggir Kali Code, yakni pada tahun 2006 dan 2010.
Gambaran ekologis Sungai Code telah berhasil menunjukkan bahwa kondisi masyarakat yang tinggal di sempadan Sungai Code berada dalam posisi yang sangat rentan bencana. Terbukti ketika terjadi bencana lahar dingin di tahun 2006 dan 2010 hancurnya rumah, talud, dan berbagai bangunan yang dilewati lahar telah memberikan perubahan yang sangat besar.
Erupsi tahun 2006 menjadi bencana yang dahsyat dikarenakan sikap dan perilaku tanggap bencana oleh masyarakat masih tidak mau mengantisipasi adanya kemungkinan bencana. Pada waktu itu, bencana masih ditafsirkan terpisah dari budaya interaksi masyarakat dengan Code.
Latar belakang kehidupan masyarakat Sungai Code yang berada di tengah kota ini menjadikan Moana Bike Tour dan lima mahasiswa Bisnis Perjalanan Wisata, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada berkolaborasi membangkitkan kembali tur sepeda di tengah kota untuk menelisik lebih jauh kehidupan masyarakat di balik hingar bingar romantisasi Kota Pelajar ini dan direalisasikan pada Sabtu, 10 Desember 2022.
“Saya jadi mengetahui ternyata di balik pariwisata Kota Yogyakarta, ternyata juga menyimpan kehidupan yang jarang diketahui masyarakat umum. Saya juga belajar mengenai arsitektur dan tata ruang di sini. Sangat senang karena apabila tidak ada tour ini, mungkin saya tidak akan mendapatkan ilmu seperti yang saya dapatkan saat ini.” Tutur Rahmah, salah satu wisatawan Diversity by Riverside.
Salah satu wisatawan, Rofi juga menuturkan “Meskipun saya kira kita akan berwisata di daerah yang hijau-hijau dan tour di Jakarta juga ada yang seperti ini, tetapi bedanya walking dan bersepeda. Namun ternyata tetap menarik, saya juga mengetahui bahwa ternyata pemerintah kota juga tetap memberikan awareness dan sentuhan terhadap masyarakat pinggiran Sungai Code. Saya harap tour seperti ini bisa terus berjalan.
Harapan dengan adanya tour ini, wisatawan menjadi lebih mengenali, peka terhadap pariwisata yang ada di Yogyakarta dan memahami arti bersyukur dengan cara yang berbeda. “Dengan adanya tour ini saya dapat lebih bersyukur dengan kehidupan saya, dan membukakan mata hati saya. Terima kasih teman-teman Moana dan teman-teman BPW yang telah membuat tour seperti ini.” tutur Eska, yang juga salah satu wisatawan Diversity by Riverside.